Minggu, 15 Mei 2011

WWF Siap Dukung "Deklarasi Bisnis B4E 2011"


Jakarta (30/04)-Konferensi Tingkat Tinggi Internasional B4E atau Business for the Environment Summit, dimana Indonesia menjadi tuan rumahnya telah menghasilkan sebuah komitmen lingkungan yang dituangkan dalam "Deklarasi Bisnis B4E 2011." Komitmen para pelaku bisnis, perwakilan pemerintah, serta masyarakat sipil yang menjadi peserta KTT tersebut dibacakan di hadapan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa pada puncak konferensi, Jumat (29/04), di ballroom, hotel Shangri-La, Jakarta.
Dokumen tersebut merupakan langkah penting para pemangku kepentingan kunci untuk mengurangi emisi sebesar 26 persen menjadi 41 persen pada tahun 2020.
“Ekonomi hijau merupakan solusi yang harus diambil oleh para pelaku bisnis agar tercapai keseimbangan yang memungkinkan terjadinya pembangunan seraya tetapi menjaga kelestarian lingkungan. Prinisip ekonomi hijau adalah menghindari ekstraksi sumber daya alam secara berlebihan,” ungkap Menteri Hatta Rajasa dalam sambutannya.
Deklarasi tersebut mencakup enam komitmen yakni (1)mendukung nol deforestasi pada tahun 2020 melalui penolakan produk-produk yang berasal dari deforestasi hutan yang penting secara ekologis,(2)mengurangi intensitas sumber daya alam melalui investasi besar-besaran dalam program efisiensi energi dan sumber daya serta program-program untuk mendesain ulang mata rantai produk dan distribusi agar tercapai perubahan yang lebih transformatif, (3)Mempromosikan praktik bisnis yang berkelanjutan di seluruh mata rantai distribusi, (4)Mendukung program yang melindungi kawasan dengan keanekaragaman hayati yang tinggi serta penyimpan karbon alam, (5)Berinvestasi dan mempromosikan perencanaan kota yang lestari serta manajemen penggunaan lahan yang terpadu, serta (6)Secara intensif mempromosikan pola konsumsi yang lebih lestari di Indonesia.
Lahirnya enam komitmen lingkungan itu disambut baik oleh Direktur Eksekutif WWF-Indonesia, Dr.Efransjah. Menurutnya, forum dialog internasional tersebut telah menghasilkan "road map" yang signifikan bagi pembangunan berkelanjutan, ekonomi hijau, dan praktik bisnis berkelanjutan, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di lingkup global.
"Ini merupakan dukungan yang kuat bagi target ambisius kami dalam mengubah perilaku bisnis di Indonesia dan negara-negara lain. Tindak lanjut yang cepat perlu dilakukan melalui pengembangan strategi dan implementasi agar kita tidak kehilangan momentum perubahan ini," imbuhnya.
Sebelumnya, pada hari pertama B4E Global Summit 2011, President Yudhoyono menggarisbawahi ekonomi hijau yang akan memfokuskan pada "pro-poor, pro-green, pro-growth pro-business, dan pro environmment." Ia juga berkomitmen akan mendorong ekspansi perkebunan dan aktivitas ekonomi lainnya di lahan rendah karbon.
Menindaklanjuti komitmen Presiden, WWF akan secara aktif membantu pemerintah Indonesia mengidentifikasi 30 juta hektar lahan terdegradasi yang akan dimanfaatkan untuk ekspansi bisnis kehutanan dan minyak sawit, misalnya melalui aktivitas pemetaan lahan terdegradasi di Sumatera, Borneo, Papua, serta pengukuran karbon melalui "LiDAR technology."
Melalui "The Heart of Borneo's Green Business Network" yang diluncurkan pada awal Januari lalu, WWF juga akan membantu mendorong para aktor bisnis untuk tidak melakukan ekspansi bisnis di kawasan hutan penting, melainkan beralih ke lahan-lahan terdegradasi.
Penyelenggaraan B4E digelar secara bersama-sama oleh Kementrian Lingkungan Hidup, BKPM, WWF, KADIN dan Global Initiatives. Acara ini didukung oleh sejumlah mitra termasuk Garuda Indonesia, GE, Hitachi Nestle, Philips dan Telkomsel, AG Networks, APRIL, BMW, Gajah Tunggal, Asia Pacific Resources International Limited (APRIL).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar